Friday, October 31, 2014

Ga Ada Orang Batak di Kabinet Ini

Tulisan ini saya buat karena saya bangga sebagai boru batak. Titik.

image source: gen-batak.blogspot.com 

Saya ingat pelajaran Bahasa Indonesia waktu SD pernah ngajarin beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis sebuah judul, salah satunya "Judul tidak diberi tanda baca seperti titik, tanda seru atau tanda tanya". Jadi demikianlah posting yang satu ini tidak pakai tanda baca itu, tapi tidak demikian dengan yang terjadi dalam tatanan hidup masyarakat (buset pilihan katanyaa hehe) Indonesia sekarang ini. Wacana "Ga ada orang batak di kabinet ini" lagi rame banget dibicarain, biasanya setiap menyebutkan frase itu diberikan tanda titik atau tanda seru. Itu pilihannya.

Pemilihan tanda baca di akhir frase itu memberikan pengertian bagaimana orang tersebut menyikapi hal ini. Nih saya kasih contekannya:

A: Ga ada orang batak dalam kabinet ini. ===> ini orang biasa aja menyikapinya. Dia hanya aware aja kalau ga ada orang batak dalam kabinet ini.

B: Ga ada orang batak dalam kabinet ini! ===> ini orang agak kesal. Mungkin menurut dia harusnya ada satu aja deh.

C: Ga ada orang batak dalam kabinet ini! Berduka orang batak ===> ini asli bikin saya ngakak. Masa sih orang batak berduka hanya karena ga ada perwakilan dalam kabinet? LOL!

Jenis orang yang C itu yang bikin saya pengen banget nulis tentang ini -- setelah sekian lama tak menulis -- kecuali nulis email, quotation dan proposal hahaha.

Jadi gini ya buat orang - orang jenis C.... tanpa mengurangi rasa hormat saya, siapapun kamu...

Orang dalam kabinet alias menteri itu dipilih untuk menjadi rekan kerja Presiden. Itu haknya Presiden mau pilih siapa rekan kerjanya. Got it? Belom? Gini deh, gampangnya.... kaya kalau lagi recruitment team di kantor atau bahkan recruitment asisten rumah tangga. Usernya pasti pilih rekan kerja yang dia yakin bisa kerja sama-sama kan? Ga peduli setinggi apapun pendidikan si applicant tapi kalau usernya ngerasa - misalnya - pas interview koq ya ga sreg... ya ga bakal diterima juga. Sebaliknya, kalau applicant secara akademik kurang tapi pas di tes hasilnya bagus, attitude bagus.. ya diterima.

Jadi, kenapa orang batak ga ada dalam kabinet ini? Gosh, serius masih nanya itu? hahahaha.... Ya itu tadi, mungkin dari sekian nama orang batak dalam list yang dimiliki Pak Presiden, setelah melewati beberapa tes kelaiakan, saat ini nama - nama tersebut belum layak. 

"Masa sih?" Ya bisa aja...itu sih menurut saya. "Tapi...orang batak itu termasuk mayoritas di Indonesia. Harusnya ada perwakilan di kabinet. Orang batak juga mau membangun negara ini dengan bergabung di kabinet."

Woaaa... santay aja dong nanggepinnya. hahaha... Pemerintahan kita kan ga berakhir di periode ini aja, masih ada periode berikutnya untuk membuktikan diri, kalee...

Nah, sambil nunggu periode berikutnya itu... Mending sama - sama membangun negara ini dari posisi kita masing - masing, ga usah nunggu duduk di posisi menteri. Caranya? Lakukan yang terbaik apapun pekerjaanmu, kawan. Ini beberapa contohnya, beberapa pekerjaan yang identik dengan orang batak (tolong catat dan ingat, saya sama sekali tidak berniat mengecilkan arti pekerjaan tersebut atau pelaku pekerjaan itu, atau suku batak secara umum) :

Supir Metromini (ataupun angkutan umum lainnya) -- tahukah kalau banyak yang bercanda: "Metromini (MM) bikin orang dekat dengan Tuhan". Karena either penumpang atau sesama pemakai jalan sering merasa di ujung bahaya kalau MM lewat. Supirnya sering ugal2an, ga perhatiin jalan, seenaknya sama penumpang atau pemakai jalan lainnya. Gimana kalau diubah caranya, Supirnya berpenampilan rapih, bawa kendaraan dengan baik, patuhi rambu lalin, turunkan penumpang in a proper manner, di tempat yang seharusnya. Hasil akhirnya akan sama koq: MM bikin orang dekat dengan Tuhan, but in a good way, karena orang2 tersebut bersyukur udah naik MM yang supirnya baik. Siapa tau periode pemerintahan yang akan datang bisa jadi Menteri Perhubungan?

Kondektur/Kernet/Kenek -- coba saudara mandi dulu, berpenampilan rapi sebelum berangkat tugas menolong pak supir. Bertutur kata sopan kepada setiap penumpang.Nagih ongkos dengan sopan, kalau ada yang kasih ongkosnya kurang, minta aja baik - baik. Biasa aja, ga usah ngotot.
Lihat keadaan angkutan. Udah penuh belum? Kalo udah penuh ya udah, ga usah naikin penumpang terus, kasian tau yang di dalem desak2an. Bagi - bagi rejeki sama angkutan lainnya lah :-)


Pengacara -- ayo kerja yang jujur. Bela yang benar. Jangan sembarang membenarkan yang minta dibela. Rela membenarkan siapa aja demi bayaran setinggi langit? Supaya apa? Supaya bisa jalan sama cewek - cewek cantik seenaknya padahal udah berkeluarga? Supaya bisa foya - foya beli barang harga premium? Bok, ga dibawa mati kali tuh harta.

Guru -- ampuuun jangan galak - galak ya booss... hahaha 

Penyanyi -- nah penting nih... Gunakan talenta bernyanyimu dengan baik. Pilih - pilih lagu yang mau dinyanyiin, jangan lagu patah hati, putus cinta dll lagu sedih lainnya. Nyanyi yang girang - girang, yang memuliakan Tuhan. Ingat, apa yang kita ucapkan itu doa, loh..termasuk waktu bernyanyi. Saya menyadari banyak penyanyi yang kisah hidupnya jadi seperti lagu yang dia nyanyikan. Contohnya nih ya, coba lihat jalan hidup pelantun lagu "Menghitung Hari", penyanyi lagu dangdut " Dimana..dimana", penyanyi lagu "Buka dulu topengmu" (ini judulnya beneran bukan ya, yang reff nya: Tapi buka dulu topengmu... --> dalam kehidupan nyata, topengnya "dibuka" beneran). Yah gitu deh.

Pemilik Lapo -- jualannya pake senyum boleh kali, amang, inang, ito, eda... hehehe pasti rasa sangsang dan panggangnya jadi makin yahud.
Apa lagi ya? Ada yang bisa nambahin? 

Tapi ya itu, intinya... Yuk sama - sama bangun negara ini dari posisi kita sekarang. Ga usah nunggu jadi pejabat pemerintahan. Jangan juga bilang gini: ah kalo cuma gw doang, masih banyak yang berperilaku seenaknya. Saran saya...biarin aja mereka seenaknya, kita mulai dari diri sendiri, untuk menginspirasi orang lain, untuk Indonesia yang lebih baik, untuk kemuliaan nama Tuhan.

Ya, karena la vie est trés belle, jadi jangan dihabiskan cuma untuk berduka karena "Ga Ada Orang Batak di Kabinet Ini (!)". Kalau sampai di sini masih belum bisa move on dari keluhan itu, scroll up, baca ulang sampe bisa move on ya. LOL.

No comments:

Post a Comment