Friday, January 13, 2012

WaktuNya Tepat, Tidak Terlambat atau Terlalu Cepat


Sambil nunggu suami pulang dari kantor, saya mau cerita betapa Tuhan sangat tepat waktu.


Di posting sebelumnya saya menceritakan bahwa di trimester akhir kehamilan, suami saya malah kehilangan pekerjaannya. Ketika mendengar kabar burung tentang hal itu, saya masih tegar dan malah menguatkan suami saya dengan mengatakan, "tenang saja, Tuhan pasti kasih yang terbaik". Tapi kemudian ketika keputusan akhir kontrak kerja menjadi official, dalam hati saya mengumpat "dasar mereka tidak punya hati. Mereka tahu kami sedang menantikan buah hati, tapi tega melakukan ini pada kami."

Di bulan terakhir masa kerjanya di perusahaan tersebut, Agustus 2011, saya masih merasa baik - baik saja. Mungkin karena masih melihat dia setiap hari berangkat ke kantor. Belum lagi beberapa orang tua murid yang memiliki usaha sendiri, menawarinya pekerjaan. Saya benar - benar tidak khawatir.

Akhir Agustus 2011, sedikit kekhawatiran mulai muncul, karena para orang tua murid yang menawari pekerjaan, ternyata tidak mengadakan interview kedua seperti janji mereka di interview pertama. Kami coba hubungi kembali, ada yang merespon, ada juga yang tidak. Bagaimana ini?

Ya sudahlah, jangan harapkan mereka lagi. Itu kesimpulan kami. Cari di tempat lain saja. Pasti banyak. Pasti Tuhan tunjukkan.

Kami pun mencari kemana - mana. Cari di situs penyedia lowongan pekerjaan, bertanya pada saudara dan teman - teman. Lamar sana sini, interview sana sini. Hasilnya sama saja, paling jauh sampai di interview pertama saja. Ada yang beri kabar kenapa proses tidak dilanjutkan, ada juga yang tidak. Beberapa alasan proses tidak dilanjutkan misalnya, permintaan gaji terlalu tinggi, atau ada juga yang bilang suami saya overqualified untuk perusahaan mereka.

Selama masa "istirahat" dari pekerjaan itu, saya tidak pernah mengeluh pada suami saya, mengatakan "aduh.. kapan nih dapet kerjaan? masa gini2 terus, udah mo lahiran nihhh!" Tidak. Saya tahu, suami saya seorang pekerja keras. Ia juga tidak ingin ada dalam posisi tidak enak seperti itu. Saya memahami kondisinya. Saya terus berdoa, agar Tuhan segera tunjukkan tempat terbaik bagi suami saya untuk melayani Tuhan lewat pekerjaannya. Ya... agar Tuhan segera tunjukkan. Saya mendesak Tuhan untuk memberi jawaban.

Begitulah, setiap hari kami lalui berdua di rumah. Saya bekerja di depan komputer, suami saya menonton TV. Setiap hari kamis, dia antar saya ke angkot untuk ke kantor dan jemput di tempat yang sama. Mengapa tidak sampai kantor? Karena waktu itu saya sedang hamil tua, dan sejak awal kehamilan kami tidak berani bepergian terlalu jauh dengan motor.

Selama masa ini pula, suami saya tidak pernah mengeluh, terlihat sedih atau putus asa. Dia tetap bersemangat, tersenyum dan penuh suka cita. Puji Tuhan! :-) Justru sebaliknya, di dalam hati saya bersedih untuknya. Saya iba.. Pernah suatu waktu, ketika saya sedang di kantor, suami saya mengirim SMS di jam makan siang. Isinya sederhana saja: "Bunda and baby sudah makan belum? Papa sudah makan, tadi bikin martabak mie, papa sisihkan untuk bunda and baby makan malam nanti ya.. IL&MU both. Jb" Yup, itu ciri khas SMS nya, selalu ditutup dengan I Love and Miss You both. Jesus bless.
SMS itu membuat saya sedih.. Saya membayangkan, biasanya saya yang tanya apakah dia sudah makan di kantor karena biasanya sibuk sekali. Tapi hari itu, saya membayangkan dia sendiri di rumah, bukannya sibuk di kantor. Saya menitikkan air mata, kembali mengadu pada Tuhan... ini berat sekali, Tuhan.. kenapa harus begini?

Sementara tantangan mengenai pekerjaan suami ini harus kami lalui, saya terpikirkan tentang kejadian 13 Oktober kembali. Prediksi dokter akan kehamilan kali ini adalah, saya akan melahirkan tanggal 28 Oktober, atau paling telat 5 November. Saya berpikir, kalau lahir tanggal 28 Oktober berarti saya akan melalui tanggal 13 Oktober dalam keadaan hamil. Bagaimana saya dapat melalui hal itu? Akan tegarkah saya? Tuhan, gimana ini? 13 Oktober nanti saya pasti sedih, karena pas dengan kejadian yang merobek hati saya setahun yang lalu. Akankah kesedihan saya nanti mempengaruhi kehamilan saya kali ini? Tuhan, tolong saya....

Dan memang Tuhan tolong saya. Tanggal 12 Oktober 2011, saya melahirkan putri kami lewat proses normal. Seperti yang selama ini kami doakan. Begitu selesai melahirkan, saya tersadar... ini tanggal 12 Oktober. Tuhan sungguh amat baik. IA ijinkan saya untuk dapat memeluk putri kami tepat sehari sebelum 13 Oktober. Saya tak perlu bersedih berkepanjangan. IA ganti duka saya menjadi tari - tarian.

Kalau ga inget baru saja melahirkan, rasanya saya mau lompat dari tempat tidur dan bilang ke semua orang... Tuhan Yesus baik... DIA perhatikan sampai ke detil - detilnya. Hehehe... Karena waktu itu hanya ada Ibu Gembala di ruangan, jadi saya hanya bilang sama dia aja... Saya bilang: "Tante, Tuhan Yesus baik banget.. besok 13 Oktober tepat setahun saya keguguran. Tapi Tuhan kasih saya melahirkan hari ini, 12 Oktober.. supaya saya ga bersedih."

Ahh.. rasanya mau joget joget, mau senyum lebar, kalo bisa dari kuping kiri ke kanan.. hehehehe... bukan karena saya tak harus bersedih... tapi sungguh karena bahagia banget karena punya Tuhan yang sangat baik dan memperhatikan sampai yang sekecil - kecil nya. Jesus is really a GREAT Planner! :)

Lalu bagaimana dengan pekerjaan suami saya? Sampai saya melahirkan dan kami pulang ke rumah, belum ada pekerjaan yang di dapat. Duh.. ada aja yang harus dipikirkan. Saya sempat sedih, masa sih anak saya, bapaknya ga ada pekerjaan? Lalu nanti gimana memenuhi kebutuhan hidup? Tuhan gimana ini? Tolong kami....

Lagi - lagi Tuhan jawab. Selama ini selama 2 bulan lamar sana sini, interview di mana - mana, tidak ada jawaban. Sampai suatu saat, seminggu lebih beberapa hari setelah saya melahirkan, tepatnya Jumat 21 Oktober 2011, saya buka JobsDB, kirim CV suami saya ke tempat yang sepertinya sesuai. Lalu saya lihat satu lowongan, sepertinya requirement nya kurang sesuai dengan kualifikasi suami saya.. Sanggup gak ya dia? Biasanya kalau sudah ragu begini saya tidak akan kirim CV ke sana. Tapi kali itu saya seperti digerakkan. Lalu saya kirim saja dalam hati, ah kalau masuk pasti Tuhan kasih kemampuan untuk dia mengerjakan tugasnya di sana. Saat itu kira - kira pukul 7 malam saya kirim CV.

Sekitar pukul 8.30 malam itu juga, suami saya dapat telepon. Panggilan interview. Esok hari, sabtu 22 Oktober 2011 pukul 10 pagi. Panggilan dari tempat yang tadi saya ragu untuk kirim CV. Wah Puji Tuhan. Bukan hanya saya dan suami yang mendoakan agar sukses dengan interview kali ini. Mami saya juga berdoa terus supaya kali ini berhasil dapet.

Singkat cerita, tanggal 22 Oktober 2011 pukul 10 suami saya menghadiri interview. Sampai di rumah dia menceritakan semua interview nya, dan katanya sang owner mau pikir - pikir dulu tentang salary yang diminta. Nanti dikabari sore - sore. Kami berdoa dalam hati. Semoga kabar baik.

Sekitar pukul 4 sore, sang owner telepon. Suami saya diterima, salary yang diajukan sudah diapprove. Belum lagi beberapa benefit yang nantinya dapat diperoleh. Suami saya diminta untuk masuk kerja mulai tanggal 24 Oktober 2011, langsung di hari senin nya. PUJI TUHAN! Kami sungguh bersyukur. Lagi lagi kalo ga inget bekas melahirkan masih sakit, saya pengen loncat - loncat... Suami mencium kening saya... Dia bahagia.. Saya terharu.
Mami saya menyalami suami saya, beliau juga bahagia.. sangat bahagia.

Bayangkan saja, 2 bulan kami berusaha tapi belum ada hasil. Tapi ketika Tuhan berkehendak.. jangankan 2 bulan, dalam waktu kurang dari 24 jam, Dia berikan pekerjaan yang baik bahkan lebih baik dari yang sebelumnya.

Saya bernafas lega.. teramat lega....
Tuhan sungguh merencanakan semua tepat waktu. Saya tak diijinkan bersedih, DIA ijinkan saya melahirkan di tanggal 12 Oktober.
Suami saya tidak diijinkan bekerja dari akhir Agustus sampai akhir Oktober 2011. DIA ijinkan suami saya untuk menemani saya ketika saya sudah hamil tua, saat melahirkan bahkan sampai seminggu di rumah.

Memang saya ingat, saya pernah bilang sama suami saya... Kumpulin cuti kamu ya, nanti kalau anak kita lahir, kamu cuti seminggu ya... kita di rumah aja nikmati waktu bersama anak kita.. Dia setuju waktu itu. Dan ternyata Tuhan juga setuju, dengan caraNya yang ajaib...

Ih.. Tuhan Yesus keren banget... soooo creative!!! soooo Great!!! So punctual, tepat waktu. tak pernah terlambat. Ataupun terlalu cepat.

Jadi kawan.. jangan khawatir... mungkin sekarang kau bertanya - tanya, kenapa ga sekarang aja? Atau mungkin, kenapa harus sekarang? Kenapa ga nanti aja, atau tidak usah sama sekali...? Tenang saja, pertanyaanmu akan terjawab. Dan kamu akan mengerti kenapa Tuhan ijinkan itu terjadi padamu dalam waktuNya yang sangat tepat. :-)

Saya juga mau ceritakan penyertaan Tuhan selama proses melahirkan, tapi di posting berikutnya ya... hehe...

Tapi jangan lupa, teman... Tuhan Yesus mencintaimu... KaryaNya ajaib dalam dirimu. Nikmatilah :-)

That's why.. La vie est belle! ;-)

2 comments:

  1. Woww..sangat menginspirasi evi..
    Ceritanya menarik..dari awal sampai akhir..
    Tuhan bener2 ajaib..:-)
    Keep writing..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you ribka :-) Ya, Tuhan benar - benar ajaib :-)

      Delete