Thursday, January 12, 2012

9 Bulan yang Menakjubkan

First day at work after my Maternity Leave.. hehe... Perasaan campur aduk antara excited to work sama kangen sama my dear daughter at home. Puji Tuhan masih ada mami yang sehat dan kuat untuk menjaga cucunya. :-)

Hmmm mumpung kantor masih sepi, mending lanjutin cerita tentang berkat - berkat Tuhan bagi kami di tahun 2011 yaa..

Posting terakhir tentang bagaimana Tuhan menaruhkan benih janin dalam kandungan saya pada Februari 2011. Tepat pada waktuNya... karena sebelum saat itu rupanya Tuhan mau membekali saya dengan berbagai hal. Things that I never thought about.

Kehamilan pun berlanjut dari bulan ke bulan.. Bukan tanpa tantangan. Banyak tantangan Tuhan ijinkan untuk terjadi dalam proses 9 bulan yang menakjubkan itu.


Usia kandungan 3 bulan.. Ada flek!!! Sedikit. Tapi efeknya bikin hancur hati saya. Takut. 13 Oktober terbayang lagi. Air mata jatuh sejadi - jadinya. Saya langsung mohon pada Tuhan... Tuhan, jangan ambil lagi.. please... Tolong sembuhkan... Ini apa, Tuhan... Tolong saya...

Waktu cek ke DSOG, beliau bilang tidak apa - apa, yang penting jangan terlalu capek. Dikasih obat dan vitamin. Lalu flek nya hilang... Saya pun lega. Puji Tuhan.... :-)

Munculnya flek ini masih suka terjadi di bulan - bulan berikutnya. Tapi saya tidak terlalu panik lagi, well... takut sih masih ada.. tapi saya coba tenangkan diri dan berserah saja.


Tantangan rupanya tak hanya datang dari kondisi kesehatan saya saja. Ada juga dari luar.

Juni 2011, ada sentilan kabar bahwa kontrak kerja suami saya tidak akan diperpanjang. Haduh.. apa lagi ini! Tapi waktu pertama kali mendengar kabar itu saya hanya sedikit kaget saja. Saya percaya kalau Tuhan pasti akan tempatkan di tempat yang terbaik.

Sampai pertengahan Juli 2011 belum ada keputusan resmi dari perusahaan tempat suami saya bekerja dan akhirnya suami saya yang menanyakan langsung ke perusahaan. Jawaban itu pun kami dapatkan secara pasti. Kontrak tidak diperpanjang. Alasannya tidak masuk akal, tidak usah saya bahas di sini, tapi kesimpulan yang kami ambil adalah... memang management yang baru saat itu tidak ingin suami saya ada dalam plan mereka ke depannya.
By contract, seharusnya suami saya selesai bekerja di sana akhir Juli 2011, tapi karena keputusan itu datang pertengahan Juli dan itu pun karena inisiatif suami saya, maka diberikan perpanjangan sampai end of August 2011 sehingga suami saya bisa mulai mencari tempat yang baru.

Tak lama setelah mendapat kepastian mengenai pekerjaan suami... Ada tantangan baru datang lagi di kehamilan saya yang beranjak tua. Saya jatuh di kamar mandi!! (T_T)

Hari itu saya bersemangat sekali. Saya cuci pakaian, cuci piring, lalu mandi (well, mungkin hal - hal ini wajar dilakukan, tapi tidak selama kehamilan saya. Karena selama hamil, saya super maless.. hahahaa). Rumah tempat kami tinggal waktu itu lumayan kecil. Tempat mencuci, cuci piring, mandi jadi satu.. semua di kamar mandi. Jadi karena pagi itu saya cuci pakaian dan piring, saya pikir pasti lantainya licin.. maka setelah mandi saya mau siram seluruh lantai biar bekas sabunnya hilang.

Nah, waktu mau menyiram itulah, saya terpeleset dan jatuh cukup kencang. Waktu jatuh itu rasanya seperti melakukan slow motion... hal yang saya pikirkan waktu itu cuma satu.. "wah.. jatoh nih gw, gimana posisinya ya biar kehamilan ga terganggu?"

Saat itu saya langsung terpikir untuk mengambil posisi miring, biar paha dulu yang jatuh. Dan benarlah, paha kanan saya mendarat pertama. Setelah mendarat, saya tidak shock, tidak menangis. Dengan tenang, hal pertama yang saya lakukan adalah.. melihat sekeliling, adakah perdarahan??

Puji Tuhan, tidak ada perdarahan.

Segera saya bangkit, keluar dari kamar mandi, duduk diam di kamar. Terbayang apa yang baru saja terjadi. Dan di situlah saya baru shock, terdiam beberapa saat, memikirkan apa yang bisa terjadi saat itu. Saya menangis sejadi - jadinya. Saya minta agar Tuhan menjaga bayi dalam kandungan.

Saya telepon suami, dia sedang ada meeting. Dia bingung harus bagaimana, apakah ijin pulang atau terus meeting, karena ini meeting penting sekali dan ini hampir akhir periode kerja nya. Dia ingin memberi yang terbaik. Dia langsung cerita ke beberapa kolega terdekat dan mereka menyarankan agar segera pulang. Ini Emergency.

Tidak ingat lagi, apakah suami saya sempat ijin ke bos nya... Yang jelas, dia pulang, ke rumah.. menemani saya.

Sambil menunggu suami pulang, saya kabari ke kantor kalau saya tidak bisa online/kerja waktu itu, padahal sudah sempat online sebentar.. Saya kabari kalau saya jatuh di kamar mandi. Puji Tuhan, saya mendapat rekan kerja yang sangat baik hati. Bahkan the owner texted me just to ensure that I was okay. I was touched. I am loved. God put me amongst people who cares to me. I am blessed.

Saya telepon dokter, katanya tidak apa kalau tidak ada perdarahan. Lega. Saya telepon Gembala di Gereja dan bicara pada ibu gembala. Dia bilang langsung tanya ke dokter saja. Dia turut mendoakan yang terbaik. Saya telepon mami saya. Saya rasa beliau juga shock, tapi berusaha tenang. Suruh saya tidur, merebahkan badan dan minum air putih agar tenang.

Bayi dalam kandungan sempat tidak merespon ketika saya ketuk - ketuk.. biasanya langsung respon. Mungkin dia shock juga, karena ternyata suara jatuhnya saya terdengar ke tetangga seperti dentuman. Terus saya ajak bayi bicara, saya bilang... gerak - gerak nak.. are you okay, dear? Let me know, darling... Dia pun bergreak... Saya lega. Puji Tuhan.

Akhirnya suami saya datang, dan sorenya kami putuskan untuk cek ke dokter. Hasilnya baik. Bayi saya baik - baik saja. Saya lega lagi. Puji Tuhan.

Beberapa hari setelah peristiwa itu.. Urin saya berwarna kemerahan. Mau copot jantung ini. Saya pun, (lagi - lagi) ijin dari kantor. Sungkan rasanya, tapi mau bagaimana.. saya takut. Cek ke dokter, ternyata infeksi saluran kencing karena kurang minum dan menahan buang air kecil. Disuruh banyak minum. Kenapa saya tahan buang air kecil? Ibu hamil sering pengen pipis, tapi kalo di angkot mau ke kantor, mau pipis dimana? Ga ada tempat. Tahan aja deh sampai di kantor nanti. Juga sempat ada acara adek ipar saya, syukuran atas kelahiran anaknya. Karena tidak ada yang bantu - bantu di dapur, saya pun berinisiatif untuk bantu di dapur (cuci piring) pass setelah makan. Ternyata lupa minum sampai sore, saking sibuknya.
Kata dokter, mungkin juga karena ada luka sehabis jatuh itu. Tapi kemungkinan besar, infeksi ringan. Seminggu kemudian saya pun sembuh.

Kembali ke pekerjaan suami, akhir Agustus 2011, belum ada pekerjaan baru di dapat. Saya tidak khawatir. Pasti ada jalan. Hari terus berjalan... September dan pertengahan Oktober 2011 masih belum ada pekerjaan.

Hanya interview dan interview. Saya bertanya dalam hati... Ada apa Tuhan? Saya hamil tua, koq suami saya malah belum dapat kerja?

Ternyata Tuhan punya rencana lain... Apa ya rencana Tuhan? Di posting berikutnya ya... hehe..

Kantor sudah mulai ramai nih, saya kerja dulu :-)

Have a good day ahead, friends.. God be with you.



2 comments:

  1. mba evi, seru juga euy ceritanya.. ditunggu ah cerita berikutnya

    ReplyDelete
  2. ok, makasih.. ditunggu yah, nanti yadi di tag deh :)

    ReplyDelete