Friday, December 10, 2010

Renungan Setelah Tayangan Infotainment


Merenung setelah nonton infotainment... Mungkin terdengar janggal ya... tapi ini benar terjadi pada saya hari ini.

Saya membuat tulisan ini setelah melihat sebuah tayangan infotainment. Semakin maraknya pemberitaan tentang kehidupan para pesohor negri membuat saya merenung dan berfikir kembali.



Sudahkah saya bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan pada saya? Bertanggung jawab atas jawaban doa - doa saya.

Kenapa perenungan ini justru saya lakukan setelah nonton infotainment? Ya.. karena menurut saya, para pesohor itu hanya manusia biasa. Apa yang terjadi pada mereka bisa juga terjadi pada siapa saja. Hanya bedanya, kehidupan mereka dekat dengan media, jadi yaa... apa aja yang terjadi, langsung tersiar dan terberitakan kemana - mana.


Lebih tepatnya, saya merenung setelah nonton infotainment yang memberitakan keretakan rumah tangga seorang vokalis band. Lalu saya teringat keretakan rumah tangga seorang diva. Saya menarik kesimpulan, bahwa apa yang terjadi pada sang vokalis dan sang diva adalah karena apa yang mereka lakukan setelah doa mereka terjawab.


Yang salah bukan jawaban atas doa - doa mereka. Tidak. Bukan itu. Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih tidak pernah salah. Tidak pernah salah kasih jawaban, juga tidak pernah salah timing nya.


Yang paling mungkin melakukan kesalahan adalah kita, sang ciptaan. Apakah kita sudah bertanggung jawab atas jawaban doa kita?


Ahh... ngomong apa sih saya ini... hehehe... gini loh...


Misalnya, seorang anak SMA, sebut saja namanya si A. Dia pingin banget les gitar, tapi ortunya belum punya uang. Akhirnya Tuhan memberkati ortu si A, dan ia pun bisa les gitar. Setelah ikut les 3 bulan dan kenal beberapa teman disana, ternyata temannya asik - asik. A pun mulai diajak main bareng, nongkrong bareng. Ga yang aneh - aneh sih, cuma jalan ke mall, nonton, trus pulang. Mulanya ga ganggu jadwal sekolah ataupun les. Tapi lama - lama mereka makin akrab, trus ada konser musik idola mereka. Ternyata jadwal konsernya bentrok sama jadwal les, karena sangat mengidolakan pemusik tersebut, mereka pun bolos. Karena sudah nyobain bolos sekali, mereka pun jadi gampang bolos di kemudian hari.

Apakah dalam hal ini, A sudah bertanggung jawab atas doa nya?


Contoh lain lagi, B sangat ingin membahagiakan anak istrinya. Dia bekerja dengan giat dan berdoa supaya pekerjaan nya lancar dan banyak penghasilan. Setelah pekerjaannya sukses, B mendapat banyak uang, ia pun merenovasi rumahnya. Membelikan perabotan, perhiasan bahkan kendaraan untuk istri dan anak nya. Ia pun bekerja dengan lebih giat lagi, uang semakin berlimpah, ia sering tugas ke luar kota. Lalu B pun lupa daratan, ia mulai tertarik dengan wanita lain..

Apakah dalam hal ini, B sudah bertanggung jawab atas doa nya?


Berita dalam infotainment tadi hanyalah sebuah pemicu. Betapa seorang artist yang tadinya kehidupan biasa - biasa saja. Dengan doa dan usahanya, kehidupan pun membaik. Namun setelah itu, dia pergi tinggalkan keluarganya. Begitu juga sang diva, yang dari dulu sangat mengidolakan sang suami. Di awal pernikahan sangat bahagia, selalu berkata, beruntung bisa menikah dengan sang suami. Namun beberapa tahun kemudian, diva pun pergi dengan alasan tak pernah bahagia. Lah yang dulu itu katanya bahagia? Piye toh??


Kalau dalam kehidupan saya, selama ini saya minta pasangan hidup yang dapat mengasihi dan memahami saya. Puji Tuhan, doa itu terjawab. Lalu saya renungkan kembali. Sudahkah saya bertanggung jawab atas doa itu? Sudahkah saya menjadi pasangan yang selalu mengasihi dan memahami suami saya?


Yuk, sama - sama kita renungi lagi. Apa tanggung jawab kita terhadap doa - doa yang sudah terjawab.. Selamat merenung dan semoga hidup kita semakin indah :-)

4 comments:

  1. Nice reflection.
    Hopefully you, me, we all, could be responsible for the prayers we ask. God bless..

    **lagi lempeng ya,vi.pasti karena ada keinginan untuk ikut ngaj*

    ReplyDelete
  2. ga usah kemana - mana nold, di tempat masing - masing aja merenung nya :)

    ReplyDelete